Jumat, 16 Maret 2012

Semur Bola-Bola Daging

ini pertama kalinya saya membuat semur bola-bola daging
dan ternyata memasak itu ga seribet yang saya bayangkan
dengan bantuan dua orang teman sekelompok saya yang baik hati Raida dan Ihsan
akhirnya jadilah semur bola bola daging ala chef Isna
this is it !

Bahan
daging cincang 150 gram
daun salam 1 lembar
bawang putih 1 siung
bawang merah 3 butir
kemiri 3 butir
ketumbar 1/2 sdt
tomat 1 buah
kecap manis 4 sdm
garam secukupnya
bawang goreng secukupnya
telur ayam 1 butir
margarin 2 sdm

Cara Membuat
daging cincang, putih telur, merica bubuk dan margarin diaduk rata
dibentuk bola-bola daging
direbus di air mendidih
bawang merah, putih, kemiri, ketumbar, dihaluskan, lalu ditumis
ditambahkan daun salam dan potongan tomat
tumis hingga tomat layu
bola-bola  daging dimasukkan
diberi kecap manis dan garam secukupnya
dituangkan air kaldu hingga meresap
diangkat dan diletakkan dimangkuk saji
jangan lupa menaburkan bawang goreng diatasnya
semur bola-bola daging ala chef isna siap disajikan :)



Bubur Kasar

Bubur kasar memiliki tekstur yang konsistensi lebih lembek dan halus daripada nasi tim dan nasi biasa. Kelembekkan bubur kasar tersebut tergantung pada banyaknya air yang digunakan. Menurut Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang untuk bubur kasar biasanya menggunakan perbandingan beras dan air sebesar 1:7-10. Air pada bubur kasar dapat diganti dengan cairan lain, misalnya santan, susu, dan kaldu. Bubur kasar dapat pula dibuat manis atau gurih. Kandungan gizi yang terdapat pada bubur kasar, diantaranya protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan protein. Penambahan sayuran atau sumber zat protein dapat menjadikan bubur kasar lebih bergizi.

Bahan :
beras 150 gram
air 850 ml
garam secukupnya
daun salam 1 lembar

Cara Membuat :
beras dicuci bersih
beras direbus bersama air
ditaburkan daun salam dan garam sesuai selera
diangkat lalu disajikan

Rabu, 14 Maret 2012

Hasil Olahan Makanan Pokok dan Daging

Hasil dan pembahasan praktkum kulinari 1 akhirnya selesai juga, Alhamdulillah :)
walaupun kayaknya hasilnya amburadul, pokoknya alhamdulillah aja deh :)
walaupun sebenarnya pembahasannya agak ga nyambung, yang penting alhamdulillah :)
walaupun aku ga ngerti yang aku bahas, alhamdulillah aja deh :)
intinya adalah manusia harus selalu bersyukur, alhamdulillah :D
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan makanan pokok adalah bahan makanan yang dihidangkan paling banyak dalam menu sehari-hari. Bahan makanan itu sebagai sumber hidrat arang atau karbohidrat. Sekitar 50-60% (PUGS=Pedoman Umum Gizi Seimbang) dari jumlah kalori sehari menu Indonesia berasal dari karbohidrat, selebihnya berasal dari zat lemak dan protein. Bahan makanan sumber karbohidrat yang dikonsumsi sebagai makanan pokok antara lain ; beras, jagung, umbi-umbian, dan tepung (Tarwotjo 1998).
Jenis makanan pokok yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah beras yang diolah menjadi bubur kasar. Jumlah beras yang digunakan untuk pembuatan bubur kasar adalah 150 gram beras. Mula-mula beras dicuci hingga bersih lalu dimasukkan ke panci alumunium. Ditambahkan air sebanyak 850 ml dan diaduk perlahan-lahan supaya tekstur yang dihasilkan lebih lembek dan tidak mudah gosong. Ditaburkan garam secukupnya dan selembar daun salam ke dalam beras yang dimasak, lalu diaduk hingga merata. Setelah beras menjadi bubur kasar, ditimbang dan diperolah bubur kasar sebesar 400 gram. Kemudian satu porsi bubur kasar (200 gram) disajikan di piring saji.
Menurut Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat (1995), bubur kasar memiliki tekstur yang konsistensinya lebih lembek dan halus dari pada nasi tim dan nasi biasa. Kelembekkan bubur kasar tersebut tergantung pada banyaknya air yang digunakan. Untuk bubur kasar biasanya menggunakan perbandingan beras dan air sebesar 1:7-10. Pada praktikum kali ini perbandingan air dan beras adalah 1 : 6, hal ini menyebabkan bubur kasar tidak memiliki kuah dan butiran-butiran berasnya agak terlihat, sehingga bubur kasar yang disajikan hampir menyerupai nasi tim.
Menghitung kandungan gizi per porsi dari bubur kasar membutuhkan 75 gram beras. Energi yang diperoleh adalah 270 kkal, 59,2 g karbohidrat, 5,1 gram protein, 0,525 gram lemak, dan 30 mg Fosfor. Dengan demikian bubur kasar memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap bagi tubuh manusia.
Bahan makanan sumber protein hewani yang biasanya dikonsumsi adalah daging sapi, kerbau, kambing, babi, kelinci, dan unggas. Daging adalah sekumpulan otot yang melekat pada kerangka. Istilah daging dibedakan dengan karkas. Daging adalah bagian yang sudah tidak mengandung tulang, sedangkan karkas berupa daging yang belum dipisahkan dari tulang atau kerangkanya. Daging sapi memiliki ciri–ciri warna merah pucat, merah keungu-unguan dan akan berubah menjadi warna chery bila daging tersebut terkena oksigen. Serabut dagingnya halus dan sedikit berlemak, dagingya liat dan memiliki lemak berwarna kekuning-kuningan. Daging sapi memiliki bau yang khas yaitu segar apabila disembelih dengan cara yang benar dan memiliki kualitas yang baik (Soeparno 1992).
Praktikum kali ini menggunakan daging sapi yang diolah menjadi semur bola-bola daging. Proses pembuatanya dimulai dengan menyampurkan daging cincang 150 gram, putih telur, merica bubuk, dan garam secukupnya. Keempat bahan makanan tersebut diaduk hingga merata, lalu dibentuk bola-bola daging seperti bakso. Air dimasak di panci alumunium hingga mendidih, kemudian bola-bola daging direbus hingga matang, ditandai dengan naiknya bola-bola daging ke permukaan air. Selanjutnya, bola-bola daging ditiriskan lalu disisihkan.
Disediakan ulekan dan codet yang terbuat dari batu untuk menghaluskan 3 butir bawang  merah, 3 butir bawang putih, 3 butir kemiri, dan setengah sendok teh ketumbar. Kemudian ditambahkan sedikit garam agar rasanya tidak terlalu hambar. Langkah selanjutnya adalah memanaskan margarin di wajan alumunium, kemudian bumbu halus ditumis beserta daun salam dan tomat yang sudah dipotong kecil-kecil. Setelah harum, bola-bola daging dimasukkan dan diaduk hingga merata. Ditambahkan kecap manis dan garam secukupnya, lalu dituangkan air kaldu secara bertahap hingga meresap. Setelah matang, daging ditimbang dan diperoleh berat daging masak sebesar 155 gram. Semur bola-bola daging disajikan per porsi yaitu 50 gram daging beserta 56 gram kuah dengan taburan bawang goreng di atasnya.
Daging sapi mengandung protein sebanyak 16-22%. Selain itu, daging sapi juga mengandung banyak vitamin. Vitamin yang terkandung dalam daging adalah vitamin B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin), dan asam nikotinat (Purnomo 2008). Protein daging lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang bersumber dari bahan pangan nabati. Nilai protein daging yang tinggi disebabkan oleh kandungan asam amino esensialnya yang lengkap dan seimbang.
Jenis pangan yang dihitung untuk mencari total kandungan gizi semur bola-bola daging perporsi adalah 50 gram daging sapi, 29 gram tomat, 10 gram margarin, 13,3 gram kecap, 8,8 gram bawang merah, 4,27 gram bawang putih, dan 4,7 gram kemiri. Sehingga diperoleh total kandungan zat gizi dari semur bola-bola daging yang disajikan adalah 244 kkal energi, 11,7 gram protein, 18,3 gram lemak, 3,7 gram karbohidrat, 102,4 mg fosfor, 89 RE vitamin A, dan 16,4 kalsium. Kandungan zat gizi dari 50 gram daging sapi adalah 103,5 energi, 9,4 gram protein, 7 gram lemak, dan 85 mg fosfor. Kandungan zat gizi dari jenis pangan lainnya beserta contoh perhitungan tercantum di lampiran.

Jumat, 09 Maret 2012

Pemanasan Oven Biasa



TINJAUAN PUSTAKA
Kadar Air
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam satuan persen. Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Haryanto 1992). Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahannya. Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan Aw yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya (Winarno 2004).
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105 – 110 °C selama 3 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kdang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan ke dalam eksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan (Winarno 2004).
Metode Oven Biasa (Pemanasan Langsung)
Metode oven biasa merupakan salah satu metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan tertentu. Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang tidak atau rendah kandungan sukrosa dan glukosanya seperti tepung-tepungan dan serealia (AOAC 1984).
Metode ini dilakukan dengan cara pengeringan bahan pangan dalam oven. Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstan, yaitu berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikat kuat dalam sampel. Setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen kadar air dalam bahan (Crampton 1959).
Secara teknik, metode oven langsung dibagi menjadi dua yaitu, metode oven temperatur rendah dan metode oven temperatur tinggi. Metode oven temperatur rendah menggunakan suhu (103 + 2)˚C dengan periode pengeringan selama 17 ± 1 jam. Periode pengeringan dimulai pada saat oven menunjukkan temperatur yang diinginkan. Setelah pengeringan, contoh bahan beserta cawannya disimpan dalam desikator selama 30-45 menit untuk menyesuaikan suhu media yang digunakan dengan suhu lingkungan disekitarnya. Setelah itu bahan ditimbang beserta wadahnya. Selama penimbangan, kelembaban dalam ruang laboratorium harus kurang dari 70% (AOAC 1970). Selanjutnya metode oven temperatur tinggi. Cara kerja metode ini sama dengan metode temperatur rendah, hanya saja temperatur yang digunakan pada suhu 130-133˚C dan waktu yang digunakan relatif lebih rendah (Crampton 1959).
Metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu ; a) Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain ; b) Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi ; c) Bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan (Soedarmadji 2003).
Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses penggilingan. Kata “terigu” sendiri diserap dari bahasa Portugis “trigo” yang berarti gandum. Definisi tepung terigu sebagai bahan makanan menurut SNI (Standard Nasional Indonesia) adalah tepung yang dibuat dari endosperm biji gandum Triticum aestivum L. (Club wheat) dan/atau Triticum campactum Host atau campuran keduanya dengan penambahan fortifikan zat besi (Fe), seng (Zn), vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat. Boleh juga ditambahkan BTP (bahan tambahan pangan) yang diijinkan sesuai peraturan tentang BTP (Anonim 2010). Tepung terigu merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum dengan kadar air tepung terigu maksimal sebesar 12% (SNI 2006).
Tepung ketan
            Tepung ketan merupakan bahan pokok pembuatan kue-kue Indonesia yang banyak digunakan sebagaimana juga hal dengan tepung beras. Tepung ketan saat ini sangat mudah untuk mendapatkannnya karena banyak dijual dipasaran dalam bentuk tepung yang halus dan kering. Tepung ketan memiliki amilopektin yang lebih besar dibandingkandengan tepung-tepung lainnya. Amilopektin inilah yang menyebabkan tepung ketan (beras ketan) lebih pulen dibandingkan dengan tepung lainnya. Tepung yang baik akan mempunyai komposisi sebagai berikut :Kadar air : 13%, Kadar protein : 12  13%, Kadar hidrat arang : 72  73%, Kadar lemak :  % (Anni 2008). Sedangkan menurut SNI (2004) tepung ketan  memiliki amilopektin lebih besar dibandingkan dengan tepung-tepung lainnya, kandungan airnya adalah 7,56 %.
Jenis Tepung Lainnya
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung pemakaiannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan (Sofiya 2006).
Ada berbagai jenis tepung selain tepung terigu, yaitu tepung sagu yang berasal dari pati dan diekstrak dari batang sagu memiliki kadar air pati sagu bervariasi antara 12,50-12,99%. Dan menurut SNI (2004), kadar air tepung sagu maksimal sebesar 13%. Tepung Hunkwe diperoleh melalui proses ekstraksi basah pati kacang hijau, yaitu penumbukan biji supaya terbelah, perendaman dalam air selama tiga jam, penghilangan kulit, kemudian penggilingan (ekstraksi) dengan penambahan air (rasio kacang hijau : air = 1 : 3) dan penyaringan. Tepung beras yang  merupakan daging buah dari tanaman Oriza Sativa L yang telang berbentuk tepung dan menurut DSN (1994) kada Air dari tepung beras sekitar 11%. Selanjutnya ada tepung maizena yang terbuat dari pati jagung dengan kandungan airnya 12% (Subandi 1998).
DAFTAR PUSTAKA
[DSN]. 1994. Tepung beras: SNI 01-3549-1994. Jakarta: Dewan Standardisasi Nasional.
[SNI]. 2004. Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium    Kalibrasi. 19-17025-2000.
____. 2006. Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan. 01-3751-2006.
AOAC. 1984. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemistry. 14th Ed. Virginia : AOC, Inc. 
Crampton, EW. 1959. Fundamental of Nutrition. USA: Freeman and Company.
Faridah, anni. 2008. Patiseri. Jakarta : Departemen Nasional Dikmenjur
Sofiya. 2006. Jenis-Jenis Tepung dan Kegunaannya. [terhubung berkala] http://alkiram.net/salam/2006/08/31/jenis-jenis-tepung-dan-kegunaannya/ (09 Maret 2011).
Subandi Inu G dan Hermanto. 1998. Jagung Teknologi produksi dan Pascapanen. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Sudarmadji, Slamet, H.Bambang, Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan     dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty.
Winarno.  2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

BUDAYA

http://www.slideserve.com/gizi47/budaya

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium



Gangguan Akibat Kekurangan Zat Yodium
            Indonesia termasuk salah satu di antara banyak Negara di dunia dimana Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan masalah gizi utama. Dampak gangguan akibat kekurangan yodium bukan hanya berupa pembesaran kelenjar gondok saja, tetapi juga kretinisme yang ditandai dengan hambatan perkembangan mental yang tidak dapat disembuhkan.
Kekurangan yodium merupakan penyebab utama terjadinya pembesaran kelenjar gondok, sedangkan penyebab lainnya adalah karena adanya zat goitrogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari seperti kubis, singkong, rebung, dan lain sebagainya (Djokomoeljanto 1974). Zat Goitrogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan yodium oleh kelenjar gondok sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar menjadi rendah. Aktivitas bahan goitrogenik pada prinsipnya bekerja pada tempat yang berlainan dalam rantai proses pembentukan hormon tiroid, dapat dibagi atas dua macam yaitu :
a.    Menghambat pengambilan yodium oleh kelenjar thyroid, golongan ini termasuk kelompok perchlorate.
b.    Menghalangi pembentukan ikatan organik antara iodium dan thyroxin untuk menjadi hormon thyroid, golongan ini adalah kelompok tiouracils imidazoles.
Berdasarkan ekskresi iodium dalam urin, gangguan akibat kekurangan yodium dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu :
1.    GAKY ringan : prevalensi gondok sekitar 2-19% pada anak sekolah dengan median nilai iodium dalam urin lebih dari 50 µg per gram kreatinin.
2.    GAKY sedang : prevalensi gondok antara 20-30%, terkadang disertai hipotiroidi, median iodium dalam urin 25 µg per gram kreatinin.
3.    GAKY berat : prevalensi gondok diatas 30%, terdapat keratin endemik dengan nilai median yodium dalam urin dibawah 25 µg per gram kreatinin (Djokomoeljanto 1974).
Dari segi berat ringan gangguan akibat kekurangan yodium, komplikasi terbesar adalah kretin endemik. Kretin endemik mempunyai tiga sifat pokok yaitu; 1) secara epidemiologis selalu berhubungan dengan gondok endemik dan defisiensi iodium berat ; 2) secara klinis ditandai dengan defisiensi mental bersama dengan gejala neurologik yang mencolok terdiri dari gangguan pendengaran dan bicara, kelainan khas pada saat berjalan dan sikap berdiri atau hipotiroidi dan gangguan perkembangan pertumbuhan badan ; 3) dengan upaya pencegahan yang baik yaitu dengan jalan memperbaiki defisiensi yodium kelahiran bayi dengan kretin dapat dicegah. Sedang pengobatan penderita kretin dengan yodium tidak memperbaiki perkembangan fisik, mental maupun saraf, tetapi dapat memperbaiki hipotiroidi apabila hal itu bukan disebabkan oleh atrofi kelenjar thyroid (Djokomoeljanto 1974).
Kelainan Kelenjar Tiroid
a)    Hipotiroidisme
Keadaan tiroid yang kurang aktif (hipoaktif) disebut hipotiroidisme, keadaan tersebut dapat diketahui dengan cara memeriksa darah ke laboratorium. Jika pemeriksaan menunjukkan T3 dan T4 rendah dan kadar TSH yang tinggi disebut hipotiroidisme (Semiardji 2003). Hipotiroidisme adalah suatu sindrom klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolik.
b)    Gondok/Goiter
Jenis hipotiroidisme yang berkaitan dengan pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter tiroid atau gondok koloid endemik. Mekanisme timbulnya goiter endemik adalah sebagai berikut ; kekurangan yodium mencegah produksi hormon tiroksin dan triodotironin tetapi tidak tersedia hormon yang dapat dipakai untuk menghambat produksi TSH oleh hipofise anterior, sehingga kelenjar hipofase mensekresi banyak sekali TSH, selanjutnya TSH akan menyebabkan sel-sel tiroid mensekresi tiroglobulin (koloid) dalam jumlah yang banyak, sehingga kelenjar tumbuh semakin membesar dengan ukuran 10 sampai 30 kali dari ukuran normal. Pembesaran kelenjar tiroid terjadi sebagai respon terhadap terjadinya akumulasi defisiensi yodium atau dikenal sebagai penyakit gondok atau goiter (Guyton 1997).
c)    Kretinisme
Kretinisme disebabkan oleh gangguan pertumbuhan kelenjar tiroid secara congenital akibat kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon secara normal (Semiardji 2003).
d)    Hipertiroidisme
Keadaan tiroid yang terlalu aktif disebut hipertiroidisme, keadaan ini dapat diketahui dengan cara memeriksa darah secara laboratorium, jika kadar hormone T3, T4 tinggi dan kadar TSH rendah maka disebut sebagai hipertiroidisme (Guyton 1997).
Dampak Negatif GAKY
Masalah GAKY mempunyai dampak negatif terhadap manusia sejak manusia dalam kandungan, setelah lahir sampai dewasa. Faktor risiko yang ditimbulkan pada wanita hamil terjadi abortus, lahir mati, berat badan lahir rendah, sampai cacat bawaan bagi bayi yang dilahirkan (Djokomoeljanto 1997). Dampak negatif GAKY pada kecerdasan dapat menurunkan rata-rata IQ masyarakat sebesar 13 point, pada perkembangan ekonomi dapat menurunkan produktifitas kerja dan menyebabkan kehilangan pendapatan sampai 15%, sedangkan dampak negatif pada perkembangan sosial adalah timbulnya rasa rendah diri pada penderita (pembesaran kelenjar gondok) dan gangguan kehamilan (Djokomoeljanto 1987).
            Rangkaian gangguan spektrum kekurangan yodium baik secara fisik maupun mental sejak dalam kandungan sampai dewasa sangat bervariasi sesuai dengan tingkat tumbuh kembang manusia. Spektrum GAKY dapat dilihat seperti tabel berikut ;
Tabel 1. Spekrum GAKY
Fetus
Abortus
Lahir mati
Anomaly congenital
Peningkatan angka kematian perinatal
Peningkatan angka kematian bayi
Kretin neurologik : defisiensi mental
Bisu-tuli : diplegi spastic, juling
Kretin milksedematosa : defisiensi mental
Cebol
Efek psikomotorik
Neonates
Gondok
Hipotiroid neonatal
Bayi, anak, dan remaja
Gondok
Gangguan fungsi mental
Gangguan pertumbuhan fisik
Peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir
Dewasa
Gondok dan komplikasinya
Hipotiroidi
Gangguan fungsi mental
Hipertiroidi diinduksi yodium
Peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir
Sumber : Neonatal Hypothyroidism, Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional GAKY, Saidah RD (2001).

Syafril (2001) menyatakan secara patofisiologis terdapat hubungan antara bervariasinya metabolisme yodium dan hormon tiroid pada berbagai tingkat tumbuh kembang manusia. Makin dini terjadinya defisiensi yodium akan semakin berat dan ireversibel akibatnya, makin lama menderita gondok endemik akan semakin sering ditemukan gondok noduler dan hipotiroidi, terutama setelah pemberian suplementasi yodium.
            Yodium dibutuhkan untuk sintesis hormon tiroid, dimana hormon ini penting bagi aspek tumbuh kembang semua organ dan sistem tubuh, termasuk bagi perkembangan otak. Perkembangan otak yang teganggu tersebut tercermin dari terlambatnya perkembangan tonus dan reaksi postural. Namun keterlambatan ini tidak menetap, karena pada usia 6 bulan mereka bisa mengejar ketinggalannya. Walaupun demikian tidak berarti mereka terbebas dari risiko masalah perkembangan di kemudian hari. Hal ini menjelaskan mengapa penduduk yang tinggal di daerah defisiensi yodium mengalami gangguan berupa kapasitas mental rendah, gangguan kecerdasan dan psikomotorik serta kesulitan belajar (Hartono 2002).
Pada kekurangan yodium, konsentrasi hormon tiroid menurun dan hormon perangsang tiroid / TSH (Thyroid Stimulating Hormone) meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak yodium bila kekurangan berlanjut sehingga sel kelenjar tiroid membesar dalam usaha meningkatkan pengambilan yodium oleh kelenjar tersebut. Bila pembesaran ini menampak dinamakan gondok sederhana, bila terdapat secara meluas di suatu daerah dinamakan gondok endemik.
Gondok dapat menampakkan dari dalam bentuk gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) di satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid pada sisi lain. Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Seorang anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan yodium pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar yang rendah (Almatsier, 2002).
Dampak Lain Kekurangan Yodium
Di daerah gondok endemik sedang dan berat ditemukan manifestasi GAKY yang bukan kretin yaitu : kemampuan mental maupun psikomotor berkurang, dan kematian meningkat. Hipotiroidi neonatal lebih banyak ditemukan pada endemik berat ; pada penduduk normal ditemukan hipotiroidi baik secara klinis maupun biokimiawi. Pada daerah endemik kadar air susu ibu lebih rendah dibandingkan dengan daerah buka gondok endemik. Pada penduduk normal tidak ada gangguan pendengaran, sedangkan gangguan tersebut banyak terdapat pada 93% penduduk kretin (Djokomoeljanto 1989).
Usaha Penanggulangan Gaky
Mengingat masalah Gaky terutama disebabkan karena lingkungan yang miskin sumber yodium, maka upaya penanggulangan ditekankan pada suplementasi yodium baik secara oral, melalui garam beryodium maupun secara parentral melalui preparat yodium dosis tinggi (Kresnawan, 1993). Kegiatan Gaky yang dilaksanakan antara lain meliputi :
a.    Upaya Jangka Pendek
Pemberian kapsul minyak beryodium kepada penduduk wanita umur 0 – 35 tahun, pria 0 – 20 tahun sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, pemberian ini terutama kepada penduduk di daerah endemik berat dan sedang.
b.    Upaya Jangka Panjang
Iodisasi garam merupakan kegiatan penanggulangan Gaky jangka panjang. Program untuk meyodisasi garam konsumsi dimulai tahun 1975, dan pelaksanaan program mulai tahun 1980 dikelola oleh perindustrian. Tujuan dari program ini adalah semua garam yang dikonsumsi oleh masyarakat baik yang menderita maupun yang tidak dan garam beryodium tersedia diseluruh wilayah Indonesia. (Departemen Perindustrian, 1983).

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum.
Djokomoeljanto, R. 1974. The Effect of Severe Iodine Deficiency : A study on Population in Central Jawa, Indonesia. Semarang : Thesis Universitas Diponegoro.
------------------------. 1987. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Kedua. Jakarta : FKUI.
------------------------. 1997. Peta Gondok dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium di Jawa Tengah. Jurnal Vol. 32. No. 1, M Med Indonesia.
Guyton, A , Jhon EH. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Tex Book of Medical Physiology)  Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Hartono, B. 2002. Perkembangan Fetus Dalam Kondisi Defisiensi Yodium dan Cukup Yodium. Jurnal GAKY Indonesia Vol. 1 No.1, Pusat GAKY-IDD Centre.
Saidah, RD. 2001. Neonatal Hypothyroidism. Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. Semarang : Universitas Diponegoro.
Semiardji, G. 2003. Penyakit Kelenjar Tiroid. Jakarta : FK Universitas Indonesia.