Kamis, 18 Oktober 2012

emosiku terluapkan

semua yang aku pendam selama ini
kekesalanku selama ini
akhirnya aku bisa meluapkannya, semuanya

mungkin ini terlalu kasar
tapi aku ga bisa nahan semuanya ini lagi
lebih baik diluapkan sekarang daripada ga sama sekali

agar dia sadar dimana keslahannya
agar dia bisa memposisikan diri dimana dia seharusnya berada
agar dia ga jadi orang yang terlalu buruk
dan agar aku ga terlalu membencinya

mungkin kata-kataku terlalu kejam
aku minta maaf
tapi aku rasa ini juga untuk kebaikanmu

semoga kamu, orang yang awalnya tidak tau malu dan tidak sadar diri
sekarang sudah mulai sadar kalo kamu punya kemaluan [lho ?]*

*ralat : tepatnya tau malu dan lebih sadar diri :)

Selasa, 16 Oktober 2012

Gizi Bakti Masyarakat (GBM)

GBM adalah serangkaian kegiatan turun desa atas naungan divisi Peduli Pangan dan Gizi (PPG) Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI) Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Adapun desa binaan dari GBM adalah Desa Cibanteng
ini merupakan tahun kedua GBM turun ke Cibanteng, karena program pembinaan desa Cibanteng selama 4 tahun

akhir-akhir ini, GBM turun ke PAUD Kuntum Mekar di cibanteng
dengan serangkaian acara meliputi penyuluhan sarapan sehat bagi ibu-ibu dari anak PAUD, serta sosialisai sarapan dan cuci tangan kepada anak PAUD

indahnya berbagi :)

UTS semester 5

sudah lama ga nulis
banyak banget yang pengen diceritai
banyak hal baru yang baru-baru ini kualami
mungkin kalau ditulis semua, ini bakal menjadi sebuah novel
ya novel kehidupanku

oh iya, ada satu hal yang paling penting untuk kuceritakan

UTS SEBENTAR LAGI

hahahaha dan aku belum menyentuh 1 pun slide kuliah
padahal si semester 5 ini ngambil 9 mata kuliah
padahal hari senin depan ujian 2 mata kuliah sekaligus
padahal di munggu pertama psg materinya banyak banget

ya ya ya, kalau diturut-turuti untuk terus mengeluh, terlalu banyak hal yang akan dikeluhkan
yang ada semuanya malah menjadi berat
sangat berat

No Complain Day, seharusnya itu yang kulakukan saat ini
daripada mengeluh, lebih baik mulai belajar (menasehati diri sendiri :D)

semangat buat UTS nya isnaaaaa
hidup itu bukan sebuah perlombaan, jadi hadapi saja ujian ini dengan hati dan pikiran yang damai
karena saat hati dan pikiran kita damai, kualitas hidup akan meningkat

UTS semester 5, hadapi dengan hati dan pikiran yang damai :)

Kamis, 24 Mei 2012

KEMAH RISET 2012

Hai- hai, aku datang lagiii
ga mau cerita terlalu banyak di sesi kali ini
cuma mau PAMER aja, 
soalnya tanggal 18, 19, 20 Mei 2012 
saya dan anak-anak FEMA pergi Kemah Riset (KERIS) ke Kaspuha Sinar Resmi, Taman Nasional Halimun Salak
ini nih dokumentasinya . . .
ini adalah spanduk KERIS yang diikat ditiang gawang lapangan, hahhahahah, anak anak yang mau main bola pada kebingungan :D
foto bersama abah, ambu, adiknya abah, dan anaknya abah (yang lumayan manis, hiihihi), foto diambil didepan rumah abah

oh iyaa, pulang dari kasepuhan, rombongan kita mampir dulu ke pantai Karanghawu
sekedar informasi, dari kasepuhan ke pantai, kami naik pik up pengangkut kambing :D

ini adalah dua orang galau yang ga tau mau ngapain di pantai
akhirnya memutuskan untuk nyanyi-nyanyi ga jelas sambil jalan-jalan
dapatkan kasetnya di kantin kantin terdekat :)

Rabu, 16 Mei 2012

Situasi Dan Lingkungan Fisik Konsumen


Lagi lagi seorang calon ahli gizi mengerjakan tugas yang berkaitan dengan konsumen
sebenarnya apa hubungannya ?
APA ?
Jangan tanyakan aku, karena aku juga ga tau -_-'
Pokoknya dikerjain aja, di print, dan dikumpulin ke loker dosen
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konsumen adalah makhluk sosial, yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Konsumen berinteraksi dengan lingkungan alam sekelilingnya (cuaca, iklim, temperatur dan letak geografi, dan lain-lain). Sesuatu yg berbentuk fisik di sekeliling. konsumen, termasuk didalamnya adalah beragam produk, toko,lokasi toko, hujan, suhu udara, kemacetan lalu lintas, kelembaban, dan tingkat kebisingan. Cuaca akan mempengaruhi apa yg dibeli dan dikonsumsi konsumen (penjualan payung meningkat pada musim hujan).
Berdasarkan kedekatannya dengan konsumen, lingkungan konsumen bisa terbagi  ke dalam tiga bagian, yaitu lingkungan mikro, lingkungan makro, dan lingkungan fisik. Lingkungan mikro adalah lingkungan yang sangat dekat dengan konsumen, yang berinteraksi langsung dengan konsumen dan akan mempengaruhi perilaku, sikap, dan kognitif konsumen tertentu secara langsung. Lingkungan makro adalah lingkungan jauh dari konsumen, bersifat umum dan berskala luas karena itu lingkungan makro memiliki pengaruh luas terhadap masyarakat bukan hanya kepada individu konsumen. Sedangkan lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berbentuk fisik yang berada disekeliling konsumen, bisa menempati ruang / tidak menempati ruang. Lingkungan Fisik meliputi lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca, dan obyek fisik lainnya yang ada disekeliling konsumen
Situasi merupakan perilaku konsumen di suatu lingkungan untuk tujuan tertentu, situasi konsumen bisa berlangsung sangat singkat (misalnya membeli koran saat menunggu di lampu lalu lintas), lebih lama ( berbelanja di swalayan , 10-15 menit), atau sangat lama ( mencari dan membeli kendaraan bekas, 1-7 hari). Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek (produk atau merek).
Mowen dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.  Situasi konsumen terdiri dari 3 faktor yaitu tempat dan waktu, penjelasan mengapa perilaku tersebut terjadi, dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen. Situasi konsumen terdiri dari tiga macam, yaitu situasi komunikasi, situasi pembelian, serta situasi pemakaian dan strategi pemasaran. Oleh karena itu dilakukan peneliatian terhadap situasi dan lingkungan fisik konsumen.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui situasi dan lingkungan fisik konsumen di berbagai pusat perbelanjaan, seperti pasar tradisional, super market, mini market, dan hyper market.

Pengobatan Dan Pencegahan Hipertensi


4.1  Pengobatan Hipertensi
Menurut Gunawan (2001) terdapat dua jenis pengobatan untuk penderita hipertensi, yaitu pengobatan farmakologik dan non farmakologik (diet). Keputusan untuk memberikan pengobatan farmakologik mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu derajat kenaikan TD, adanya kerusakan organ target, dan adanya penyakit kardiovaskuler. Tujuan pengobatan adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dengan memelihara tekanan darah sistolik dibawah 140 mmHg, tekanan diastolik dibawah 90 mmHg disamping mencegah resiko penyakit kardiovaskuler lainnya.
Pendekatan utama terapi farmakologis dalam terapi hipertensi adalah menurunkan curah jantung, menurunkan volume darah, dan menurunkan resistensi perifer. Berdasarkan efek terapeutik, obat yang menurunkan curah jantung adalah beta blocker dan penghambat saraf adrenergik. Obat untuk menurunkan tahanan perifer adalah vasodilator, penghambat reserptor a-adrenergik, obat yang bekerj sentral, antagonis kalsium, ACE inhibitor, ARB, dan diuretik (dalam jangka panjang). Sedangkan obat untuk menurunkan volume darah adalah diuretik. Terdapat empat jenis obat yang paling banyak digunakan, yaitu diuretika, beta-blocker, kalcium antagonis, dan ACE inhibitor (Peter 1996).
Diuretika menambah kecepatan pembentukan urin atau meningkatkan eskresi air, natrium, klorida. Selain itu juga menurunkan volume darah dan tekanan darah akibat berkurangnya curah jantung. Beta blocker (penghambat adrenergik) menghambat reseptor beta adrenergic, pengurangan denyut jjantung dan kontraktilitas miokard. Antagonis calcium menghambat masuknya ion Ca melewati slow channel yang terdapat pada membran sel dilatasi arteriol perifer dan koroner yang menyebabkan tahanan perifer menurun, menghambat kontraksi otot jantung. Antagonis calcium memiliki efek samping yaitu konstipasi, mual, pusing, sakit kepala, hipotensi, dan edema.  ACE inhibitor menghambat pembentukan angiotensin II dari angiotensin I. ACE inhibitor juga memiliki efek samping yaitu batuk kering, angioedema, hiperkalemia, dangangguan pengecapan (Peter 1996).
Jenis pengobatan yang kedua adalah non farmakologik (diet). Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada klien hipertensi, tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakit kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekanan darah , yakni : diet rendah garam, diet rendah kolestrol dan lemak terbatas, tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat badan (Marvyn 1995).
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung (lemah jantung). Adapun yang disebut rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium (Na). Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat – zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium dan natrium (Gunawan 2001).
Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG(Monosodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium (obat sakit kepala . Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu (Marvyn 1995).
Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari – hari dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 – 50 % dari setiap makanan (Smith 1995).
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar (Crude fiber) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah–buahan, sedangkan serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi (Gunawan 2001).
Menurut Gunawan (2001) diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan hal – hal berikut :
1.    Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per minggu
2.    Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi
3.    Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
4.2  Pencegahan Hipertensi
Haruslah diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati penderita hipertensi secara adekuat, harga obat-obat antihipertensi tidaklah murah, obat-obat baru amat mahal, dan mempunyai banyak efek samping. Untuk alasan inilah pengobatan hipertensi memang penting tetapi tidak lengkap tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk menurunkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler akibat hipertensi.
Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan : i) intervensi untuk menurunkan tekanan darah di populasi dengan tujuan menggeser distribusi tekanan darah kearah yang lebih rendah. Penurunan TDS sebanyak 2 mmHg di populasi mampu menurunkan kematian akibat stroke, PJK, dan sebab-sebab lain masing-masing sebesar 6%, 4% dan 3%. Penurunan TDS 3 mmHg ternyata dapat menurunkan kematian masing-masing sebesar 8%, 5% dan 4%. ii) strategi penurunan tekanan darah ditujukan pada mereka yang mempunyai kecenderungan meningginya tekanan darah, kelompok masyarakat ini termasuk mereka yang mengalami tekanan darah normal dalam kisaran yang tinggi (TDS 130-139 mmHg atau TDD 85-89 mmHg), riwayat keluarga ada yang menderita hipertensi, obsitas, tidak aktif secara fisik, atau banyak minum alkohol dan garam  (Marvyn 1995).
Berbagai cara yang terbukti mampu untuk mencegah terjadinya hipertensi, yaitu pengendalian berat badan, pengurangan asupan natrium klorida, berhenti merokok, beraktivitas, meminimalkan minum minuman beralkohol, dan pengendalian stres. Pencegahan darah tinggi memungkinkan seseorang untuk terhindar dari berbagai jenis komplikasi. Mempertahankan berat badan normal akan menurunkan resiko terkena darah tinggi. Hasil penelitian menunjukkan penurunan berat badan sebesar 5,9 pounds berkaitan dengan penurunan TDS dan TDD sebesar 1,3 mmHg dan 1,2 mmHg (Marvyn 1995).
Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram per hari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah. Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berlebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalam makanan. Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi (Sobel 1999).
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembulu darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokokmenggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh (Sobel 1999).
Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang sering beraktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tingi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Smith 1995).
Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota. Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat sementara yang sangat tinggi. Jika periode stress sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap (Smith 1995).

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Marvyn, Leonard. 1995. Hipertensi : Pengendalian Lewat Vitamin, Gizi, dan Diet. Jakarta : Penerbit Arcan.
Peter, Semple. 1996. Tekanan Darah Tinggi. Penerjemah : Meitasari Tjandrasa. Jakarta : Penerbit Arcan.
Smith, Tom. 1995. Tekanan darah Tinggi : Mengapa Terjadi, Bagaimana Mengatasinya ?. Jakarta : Penerbit Arcan.
Sobel, Barry J. 1999. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosa dan Terapi. Jakarta : Penerbit Hipokrates.

Senin, 14 Mei 2012

The Power of Team

Dari kiri Lilis , kak Azka, Bu Mega (dosen Pendamping pkm) , Nur , Isna

Hahahah, akhirnya monev Dikti sudah selesai :D
walaupun sudah berakhir, namun ini belum menjadi akhir

Masih awal,
kita masih berada dilantai paling dasar 
dan butuh berpuluh-puluh tangga lagi untuk mencapai puncak

Untuk sampai dilantai paling atas,
ga bisa ditempuh dengan duduk manis, berjalan, atau berlari santai
untuk mencapai titik itu
kita perlu berlari sekuat tenaga, mengerahkan segala upaya, dan berdoa tentunya
*agak lebay sih, tapi ya begitulah hidup
harus penuh perjuangan

Ayo berjuang  :)
nilai monev 690 
HARUS MEMBAWA KITA MENUJU PIMNAS 2012
HARUS
karena itu adalah NILAI MATI

DAN KITA HARUS MENANG DI KANDANG GAJAH :D



Minggu, 13 Mei 2012

Sus Keju

Praktikum kulinari lagi, lagi, dan lagi
kali ini babnya adalah cake, pastry, dan roti
dan kelompok kami ZONG lagi =_=

KAMI HARUS MASAK PASTRY
oh my God
KAMI HARUS MASAK PASTRY
(sengaja diulang, biar mendramatisir  :D)

padahal diantara kami bertiga ga ada yang pernah buat pastry, lebih tepatnya kami bahkan ga tau apa itu pastry
hahahah (agak menyedihkan emang)

setelah berkonsultasi dengan mbah google akhirnya sedikit mengertilah, ternyata . . . .
Pastry merupakan hasil panggang dari kombinasi telur, mentega dan tepung. Perkembangan pastry selanjutnya adalah adonan kulit bungkus yang disebut puff pastry juga sudah ada. Variasi adonan pastry semakin berkembang kini ditambah dengan lemak, gula, dan telur. Yang menggunakan tepung terigu, mentega dan telur saja disebut butter pastry atau adonan kulit. Setelah adonan kulit ini siap dan dipasang pada loyang, barulah bagian tengahnya diberi adonan isi, lalu dipanggang. Atau adonan kulit disiapkan hingga matang lalu diberi isi yang tidak perlu dimatangkan lagi. Sekarang ada yang disebut adonan lipat, dimana adonan dasar pastry tersebut dilipat berulang kali dan diolesi lemak. Setelah dipanggang hasil pastry menjadi renyah dan tampil berlapis-lapis. Kemudian muncul adonan rebus atau adonan sus dan sering juga disebut adonan Choux pastry, oleh karena adonan harus direbus lebih dahulu sebelum dimatangkan lebih lanjut dengan cara memanggang atau digoreng. 

Tapi ternyata, hasilnya tidak seburuk yang kami kira,
Sus keju buatan kami sukses, rasanya enak, dan bukan produk gagal
senangnyaaaaaaaa :)

Dan inilah semua karya dari praktikan lab 1 kulinari (plus chef isna yang cantik :))





Ikan Tongkol Kecap


Tampilannya bagaimana ?
Menarik bukan ?
Yummi, kelihatannya rasanya enak

NAMUN, tampilan luar tidak menjamin rasa =_='
ahhahahhaha
TERNYATA ikan tongkol kecap kali ini KEASINAN
Kenapa ini bisa terjadi ?
Jawabannya adalah mungkin antara aku, ihsan, dan raida ada yang kebelet kawin :p
HAHAHAHHAHAH

untuk bahan dan resepnya ga perlu ditampilkan, cara membuatnya gampang kok, semua orang juga tau
kalo ga tau berarti bukan orang
HHAHAHAHAHAHAHAH

Tumis Tauge Tahu Putih

HAHAHAHAHAH
Tumis tauge tahu putih yang dimasak dipraktikum ketiga SUKSES
rasanya enak, garamnya pas, tempilan menarik, dan kandungan gizinya lengkap
akhirnya praktikum yang ketiga ini ga ZONG lagi :D

Berikut bahan-bahan yang digunakan :)

No
Nama bahan
Berat (g)
URT
1
Tauge
250
2 ½ gls
2
Tahu putih
150
1 ½ bh bsr
3
Daun bawang
84
3 btg
4
Cabai merah besar
15
3 bh
5
Bawang merah
44
5bh
6
Bawang putih
38,4
3 siung
7
Tomat
43,5
½ bh bsr
8
Minyak goreng
14,4
2 sdm
Cara membuatnya juga gampang kok :D
1. Minyak goreng dipanaskan 
2. Bawang merah, bawang putih, dan cabai merah dihaluskan, lalu ditumis
3. Tauge dan daun bawang dimasukkan dan aduk hingga merata 
4. Tahu putih yang telah digoreng setengah matang dimasukkan bserta tomat yang telah dipotong kecil-kecil, diaduk 
5. Diangkat dan dihidangkan

Dan kandungan zat gizinya adalah :
No
Jenis Pangan
Berat (gram)
E (kkal)
P (gram)
L (gram)
KH (gram)
Fosfor (mg)
1
Tauge
62,5
14,4
1,8
0,1
2,6
43,1
2
Tahu putih
37,5
25,5
2,9
1,7
0,6
23,6
3
Daun bawang
21
4,1
0,3
0,1
0,7
5,5
4
Cabai merah
3,75
0,9
0,03
0,009
0,2
0,7
5
Bawang merah
11
3,9
0,15
0,03
0,02
4
6
Bawang putih
9,6
7,6
0,4
0,02
1,8
10,7
7
Tomat
10,9
2
0,1
0,03
0,4
0,3
8
Minyak goreng
3,6
32,8
0
3,6
0
0
Total
91,2
5,7
5,6
6,3
87,9