Sabtu, 03 Maret 2012

Si ikal

Ehm ehm, aku mau cerita tentang seseorang yang baru aku kenal nih, sebut saja namanya ikal. Ga ada alasan special sih kenapa aku sebut ikal, mungkin karena rambutnya yang kriwil-kriwil mirip indomie, mungkin juga  karena kalo aku sebut inisial nama depannya, takutnya ada yang sadar kalau itu dia, terus ngaduin ke ceweknya. Waduh, jadi berabe masalahnya. Walaupun aku ga mengikrarkan kalau aku naksir dia, tapi mungkin aja orang lain punya persepsi yang lain. ya kan ?

Sebenarnya gini ceritanya, aku ketemu dia (karena suatu hal yang mengharuskan kami ketemu) semalam di korpin *koridor pinus IPB, tempat mahasiswa pada rapat atau sekedar numpang internetan gratis. Pertamanya sih ngeliatnya biasa aja (sampe sekarang juga biasa aja kok), anaknya sok asyik gitu, terus sok imut lagi, pokoknya ga banget deh. Itu persepsi aku yang pertama tentang dia, waktu aku dan teman-teman ku ngobrol ngarol ngidul kemana mana, sekilas aku ngeliat kaos putih yang dia pake. Gambarnya gitar, senang aja lihat bajunya. Jujur aja, biasanya aku tertarik sama seseorang yang suka main gitar. Ini bukan patokan atau syarat yang aku tetapkan kalau nyari cowok, cuma kalau ngelihat cowok lagi metik gitar rasanya gimana gituuu, hahahahaha :p

Back to ikal, hari ini kami ketemu lagi (karena alasan yang sama kayak kemaren). Sikapnya itu nyebelin banget, sumpah ! dia nyuruh aku dengan seenaknya buat ganti sepatu, terus nadanya sok ngatur gitu. *Ih, lu siapa ? teman bukan, sahabat bukan, pacar bukan, tetangga apalagi, ngapain ngatur-ngatur gue. Aku ngomel tuh dalam hati. Waktu dijalan juga dia nyebelin, setiap aku ngomong A, dia bilang B. Kalo aku ngomong B, dia jawab C, pokonya gitu terus sampe huruf Z. Ngeselin kan ?

Ternyata segala rasa kesalku musnah malam ini. Walaupun kelihatannya diawal dia juga ga suka sama aku, malah keliatannya dia ga nyaman banget kalo ada aku. Ternyata semua itu ga seburuk yang aku bayangkan. Awalnya dia nitip tas ke aku, karena dia lagi bawa gitar. Berhubung aku orangnya baik (*sifat yang satu ini juga agak ababil) jadi aku pegangin tas dia. Ga tau ada angin apa, dia nyanyi lagu Your Call nya sechondhand serenade. Aku langsung ikut nyanyi, senang aja sama lagu ini, liriknya bagus dan romantis. Otomatis suasana hatiku berubah jadi berbunga bunga *agak lebay sih, tapi ya begitulah adanya.

Eng ing eng. . .
Dan selanjutnya setiap ada dia semuanya jadi menyenangkan. Saat dia bimbing aku nyebrang di jalan raya, saat dia bantu aku menghindar dari motor yang ugal-ugalan, saat kami diskusi antara Bondan dan Cangcuters, saat aku jalan sambil megangin ujung tasnya karena takut jadi anak ilang dijalanan, saat dia buat video perjalanan kami, dan dia beneran kelihatan imut, kali ini ga pake "sok".

Begitulah sekilas cerita pertemuanku sama si ikal. Walaupun singkat banget, tapi menimbulkan kesan yang setidaknya bisa buat aku senyum. Makasih buat ikal dan semoga ketemu lagi :)

NB : waktu aku nulis blog ini, ternyata di tv lagi diputerin lagu-lagunya Armada, mulai dari "mau dibawa kemana" "mabuk cinta" sampe "pemilik hati" hahhahahahahha, klop banget daaahhhh.

Penetapan Kadar Glukosa


Ini adalah hasil pembahasan untuk laporan praktikum metabolisme zat gizi. Laporan ini aku masukkan ke blog karena perjuanganku mengerjakannya sampai jam 1 malam, dan besoknya aku telat pergi ke kampus. Selain itu, aku juga mengirim sms ke hampir semua kontak anak Gizi yang ada di bb ku hanya untuk menanyakan dimana literatur pembahasan ini bisa dicari. Dan yang lebih parahnya lagi, ternyata laporannya ga jadi dikumpul hari jumat. Hahahaha, Sungguh laporan yang sangat berkesan dalam sejarah hidupku *ketawanya maksa banget dah !

Apapun itu, akhirnya laporan ini selesai juga, jangan banyak mengeluh isna :).
Bagi kalian yang ingin membaca untuk menambah pengetahuan, selamat membaca !

Penetapan Kadar Glukosa
Metode yang banyak digunakan untuk perhitungan kadar glukosa bergantung pada kemampuan glukosa untuk mereduksi larutan tembaga alkali. Pereaksi mengandung asam fosfomolibdat yang dapat membentuk warna biru akibat adanya kombinasi tembaga tereduksi. Namun metode ini memiliki kerugian, yaitu warna berangsur-angsur memudar dibandingkan dengan larutan standar glukosa dengan perlakuan yang sama. Metode Folin Wu merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat bebas protein dengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan terjadi akibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein (Muray 2009).
Percobaan pengukuran kadar glukosa menggunakan tabung blanko, standar, uji kontrol (+), kontrol (-), penambahan inhibitor Fluorid, serta inhibitor Arsenat. Tabung blanko diisi dengan akuades dan pereaksi tembaga alkalis. Tabung standar diisi dengan standar glukosa dan pereaksi tembaga alkalis. Sedangkan tabung uji diisi dengan pereaksi tembaga alkalis dan larutan B yang merupakan hasil dari filtrat bebas protein cara Folin Wu. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut, filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses  filtrat lebih cepat (Haden 1923). Prosedur selanjutnya adalah isi dari tabung dicampur dengan cara menggoyangkan tabung, lalu dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 8 menit dan didinginkan 3 menit.
Isi dari tabung-tabung tersebut dicampur dengan asam fosfomolibdat dan didiamkan selamat 3 menit. Filtrat yang terbentuk berwarna biru dan menyatakan jumlah tembaga yang direduksi oleh glukosa  tersisa, dengan demikian semakin tinggi intensitas warna biru menunjukan jumlah glukosa sisa yang tinggi pada filtrat. Pernyataan ini sesuai dengan pendapa Girindra (1989)  bahwa kupritartrat digunakan untuk pembentukan warna biru ketika ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung asam laktat dan ion Cu+. Kemudian isi tabung tersebut dimasukkan ke labu takar hingga batas tera, dan akhirnya dilihat nilai absorbansinya menggunakan spektrometer. Menurut Sentrabd (2007), pengamatan dengan spektronik-20 menggunakan prinsip hukum Lambert Beer. Faktor yang mempengaruhi adalah konsentrasi larutan dan bentuk wadah. Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang beinteraksi dengan sinar. Jika zat warna tersebut berupa larutan pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengan sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat warnanya.. Setelah perhitungan nilai absorbansi pada spektrometer, dihitung kadar glukosanya seperti yang tertera dilampiran, sehingga didapat nilai kadar glukosa seperti yang tercantum pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil perhitungan penetapan kadar glukosa
Ragi
Kontrol (+)
Kontrol (-)
Inhibitor Fluorid
Inhibitor Arsenat
Roti
479,17
150
116,67
104,17
Oncom
412,5
1587,5
1283,3
16,67
Tape
154,17
2616,67
158,3
1200

Berdasarkan perhitungan kadar glukosa oncom, glukosa sisa kontrol (-) (1587,5 mg/ml) lebih besar daripada inhibitor fluorid (1283,3 mg/ml) serta kontrol (+) (412,5 mg/ml), dan kadar glukosa terendah adalah inhibitor arsenat (16,67 mg/ml). Kadar glukosa sisa terendah pada filtrat dengan penambahan inhibitor arsenat menunjukan bahwa justru semakin banyak glukosa yang  difermentasi menjadi etanol. Hal ini terjadi akibat kesalahan pada prosedur percobaan. Adanya rentang waktu yang cukup lama sebelum pengukuran dengan spektrometer diakibatkan oleh listrik dilaboratorium mati.  
Perhitungan kadar glukosa pada tape, nilai glukosa sisa kontrol (-) (2616,67 mg/ml) lebih besar daripada inhibitor arsenat (1200 mg/ml), inhibitor fluorid (158,3), dan kontrol (+) (154,17 mg/ml). Semakin banyak glukosa yang tersisa menunjukan bahwa semakin sedikit glukosa yang difermentasi menjadi etanol. Fitrat kontrol (-) dihasilkan dari campuran glukosa dengan suspensi ragi yang telah dipanaskan pada suhu  diatas 60oC, sedangkan kontrol (+) adalah tanpa pemanasan suspensi ragi terlebih dahulu. Kadar  glukosa sisa pada kontrol (-) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (+). Hal ini dapat diakibatkan karena rusaknya   enzim pada ragi saat pemanasan sehingga proses fermentasi terhambat. Menurut Hafiz (2000) ,kerja enzim maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus, jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Kecepatan reaksi enzimatik mencapai puncaknya pada suhu optimum. Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai ± 60° C, karena terjadi denaturasi protein enzim.
Sedangkan pada perhitungan kadar glukosa roti, nilai kontrol (+) yaitu 479,17 mg/ml lebih besar daripada kontrol (-) (150 mg/ml). Sedangkan inhibitor fluorid (116,67 mg/ml) dan inhibitor arsenat (104,17 mg/ml) memiliki glukosa sisa terendah. Penyimpangan ini karena adanya rentang waktu yang cukup lama setelah penambahan asam fosfomolibdat  keprosedur pembacaan absorbansi pada spektrometer. Secara keseluruhan kadar glukosa tertinggi adalah tape dan yang terendah adalah roti. Menurut D Manurung  (2010),reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan.

KESIMPULAN
Kesimpulan
            Setelah dilakukan perhitungan kadar glukosa ragi, diketahui bahwa kadar glukosa sisa tertinggi adalah tape dan terendah adalah roti. Pada roti, glukosa sisa terbesar adalah kontrol (+), sedangkan pada oncom dan tape adalah kontrol (-).Semakin banyak glukosa yang tersisa menunjukan bahwa semakin sedikit glukosa yang difermentasi menjadi etanol.
Saran
            Setelah penambahan asam fosomolibdat dan didiamkan selama 3 menit, seharusnya langsung ke prosedur selanjutnya yaitu pembacaan nilai absorbansi pada spektrometer. Sehingga nilai absorbansi yang diperoleh tepat dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA
D Manurung . 2010. Chapter II. [terhubung berkala] http://repository.usu.ac.id. [ 29 Februari 2012].
Girinda, A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor: IPB Press.
Haden,RL. 1923. A Modification of The Folin-Wu Method for Making Protein- FreeBlood Filtrates. The Journal of Biological Chemistry. 937- 943. [terhubung berkala] http://www.jbc.org [29 Februari 2012].
Muray , Robert K. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC.
Sentrabd. 2007. Spectrophoto meter AbsorbsiUV/VIS. [terhubung berkala] http://sentrabd.com/main/info/Insight/Spectrophotometer.html. [ 29 Februari 2012].